Betapa shocknya Dinda ketika
ibunya berniat menjodohkannya dengan pria pilihan ibunya. Sebagai anak yang
baik mau tidak mau Dinda menyetujui permintaan ibunya. Sekarang Dinda sedang
termenung di tempat kerjanya memikirkan perjodohan tersebut. Pria yang
dijodohkan ibunya tak lain adalah teman waktu kecilnya yaitu Rangga. Orang tua
Rangga dan orang tua Dinda dulunya adalah sahabat, karena takut kalau anaknya
menjadi perawan tua , ibu Dinda berinisiatif menjodohkan Rangga dan Dinda.
Hari ini Rangga dan Dinda akan
bertemu di sebuah kafe, inipun atas permintaan orang tua mereka. Dan akhirnya
Rangga dan Dinda bertemu untuk pertama kalinya setelah sekian tahun mereka
tidak ketemu.
“Hai, Din !”sapa Rangga.
“Hai, Ngga !”balas Dinda.
“Gimana kabar lo ? Sekian lama
nggak ketemu dan akhirnya gue bisa liat lo sekarang.”
“Gue baik-baik aja. Sama gue juga
gitu.”
Sebelum mereka melanjutkan obrolan
mereka, seorang waiters mendatangi mereka dan menyerahkan menu kafe tersebut,
mereka pun memesan menu yang mereka pilih, waiters itu kemudian kembali ke
tempatnya dan mereka melanjutkan obrolan mereka.
“Nggak nyangka gue, Rangga yang dulunya
anak yang gue anggap bloon bisa jadi keren gini.”Dinda membuka obrolan kembali
dan di balas senyum oleh Rangga.
“Ah, bisa aja lo Din, lo juga
tambah cantik.”Balas Rangga yang membuat pipi Dinda memerah tanpa disadarinya
dan Dinda pun tertawa.
“Ga, to the point aja ya,
sebenarnya gue nggak setuju atas perjodohan ini.”
“Gue udah nyangka bakal kayak
gini, gue sebenarnya juga gitu. Tapi bagaimana lagi ini permintaan nyokap, dan
sebagai anak satu-satunya gue mau nggak mau harus terima itu.”
Ada tampak rasa lega di wajah
Dinda setelah mendengar penjelasan Rangga bahwa ia juga tidak menyetujui
perjodohan ini. Namun, rasa lega itu masih kalah dengan rasa khawatir dalam
dirinya. Sebelum mereka melanjutkan obrolan mereka waiters yang tadi
mengantarkan pesanan mereka. Setelah waiters itu kembali mereka pun melanjutkan
obrolan mereka.
“Ada orang yang gue sayang tapi
gue juga nggak bisa nolak permintaan mama.”Jelas Dinda
Raut wajah Rangga tampak terkejut
mendengar penjelasan Dinda, namun ia cepat-cepat menutupi keterkejutannya.
“Tapi gue kehilangan kontak sama
orang itu selama enam tahun ini, dan gue yakin orang itu bakal tepati janjinya
buat nikahin gue.”jelas Dinda lagi
Wajah Rangga kembali aneh.
“Apa yang bisa gue lakuin dengan
perjodohan ini ?”tanya Rangga dengan raut wajah tenang.
Sejenak tampak Dinda berpikir
keras,sedangkan Rangga tampak kecewa mendengar penjelasan Dinda.
“Gue belom siap buat nikah
sekarang dan lagi orang itu adalah lo, gue nggak mau khianatin orang yang gue
sayang.”
Rangga tersenyum tenang
mendengarkan Dinda.
Keesokan paginya, Dinda yang
dengan rapi siap untuk pergi ke kantor. Selesai sarapan ia langsung pergi ke
kantor dengan mobil suzuki swiftnya. Namun di tengah perjalanan, Dinda merasa
kepalanya pusing dan ia pun tak dapat berkonsentrasi dengan kemudinya dan
mobilnya menabrak sebuah truk gandeng didepannya.
Orang tua Dinda yang mengetahui
kejadian tersebut langsung datang ke rumah sakit tempat dinda dibawa, begitu
juga dengan Rangga. Dokter yang mengoperasi Dinda keluar dari ruang operasi dan
mengatakan kalau Dinda sudah keluar dari masa kritisnya tetapi Ia koma. Tampak
raut wajah kesedihan menyelimuti semua orang disana.
Disisi lain, Dinda berada di
ruangan serba putih. Ia tampak kebingungan. Tepat didepannya tampak sebuah
cahaya, Dinda pun mendekat ke cahaya tersebut. Kemudian Dinda merasakan bahwa
tubuhnya terhisap oleh cahaya tersebut.
Dinda membuka matanya, Ia masih
merasa agak pusing dan melihat orang-orang mengelilinginya. Ada seorang cewek
kira-kira seumuran dengannya tersenyum padanya.
“Lo nggak apa-apa kan, Put ?”
tanya cewek tersebut. Dan meminta orang yang disekitarnya untuk tidak
mengkhawatirkan mereka lagi karena Dinda telah sadar, kecuali seorang cowok
yang juga masih berada disampingnya.
“Dimana gue ? Siapa lo ?” Tanya
Dinda.
Cewek tersebut tampak heran dan
sedikit khawatir.
“Put, lo nggak apa-apakan ?”Tanya
cewek itu sekali lagi.
Dinda melihat sekelilingnya dan
melihat seorang cowok di sampingnya, ia kaget karena merasa mengenal orang
tersebut namun ia merasa kepalanya pusing dan pingsan.
to be continue. .
0 komentar:
Posting Komentar